-->

JANGAN GUNAKAN HANDPHONE SEBAGAI SENTER SAAT MENDAKI

 http://arahkompasku.blogspot.co.id


                Semakin hari kegiatan mendaki gunung semakin popular. Banyak yang memanfaatkan hari libur dengan berangkat mendaki gunung. Dan ini menjadi nilai tambah bagi anak muda ataupun siapa saja yang melaksanakan. Mengingat mendaki gunung sangat banyak manfaatnya, dengan syarat anda tahu apa, dimana, mengapa, dan bagaimana mendaki gunung. Jangan asal mendaki, jadilah pendaki gunung yang bijak. Bukan sebagai pendaki bodoh yang kadang kalau kita membaca informasi seorang pendaki tersesat di gunung akibat kelalai tidak membawa perlengkapan yang lengkap dan memadai. Ada juga yang terkena serangan hipotermia, akibat terlalu sombong tidak membawa SB, Jaket, atau Tenda pada musim penghujan. Banyak, banyak sekali kemungkinan yang terjadi gunung. Terutama cuaca. Cuaca di gunung tidak akan bisa diprediksi dengan akurat. Nah, di gunung, sekalipun kita telah mempersiapkannya dengan baik dan akurat, yang namanya gunung pasti liar dan berbahaya yang bisa menbahayakan diri kita sendiri. Apalagi orang-orang yang tidak mempersiapkan pendakian gunung bukan.




Nah, kali ini saya ingin membahas mengapa dilarang menggunakan Handphone pada saat mendaki? Ini bukan larangan atau peraturan yang dikeluarkan Taman Nasional suatu gunung yang bersangkutan. Ini hanya buah pemikiran penulis. Banyak pendaki meremehkan masalah ini, hanya karena malas atau tidak mau berusaha mencari senter untuk persiapan, malah menggunakan handphone.

 http://arahkompasku.blogspot.co.id


Ini penjelas sedikit tentang handphone:
  • Flash atau lampu handphone mempunya fungsi untuk blitz saat memotret pada kondisi gelap, dari sini jelas bahwa flash tersebut BUKAN senter.
  • Rata – rata penggunaa nonstop lampu flash handphone sekitar 3 jam
  • Jangkauan lampu flas handphone ini hanya sampi 3 meter




Nah, batere handphone ini sangat berguna saat kita masih pada pendakian gunung. Sangat banyak manfaatnya. Dan handphone ini akan sangat bermanfaat sekali saat kita tersesat. Bayangkan saat mendaki, kita kehabisan batere (lowbat) dan tidak ada lagi yang bisa kita hubungi atau pertolongan terakhir untuk kita komunikasian.

Zona BLANK 75 (Zona mematikan) -
pendaki semeru sering keliru ketika turun 
dari puncak menuju kalimati 


Dan inilah yang menjadi penyelamat menurut saya pada survivor di gunung semeru yang tersesat di puncak menuju ke kalimati. Dimana pada daerah ini sangat rawan tersesat. menuju Kalimati dari puncak sering pendaki tersesat dan menuju ke arah BLANK 75. Mereka pendaki asal Cirebon ( Supriyadi 26 thn dan Zirli Gita ayu Saftri, 16 thn ). Dan menurut saya mereka adalah pendaki yang beruntung, beruntung masih dapat menggunakan handphone untuk mengirimkan pesan SMS ke keluarga, bukan untuk memberi kabar, atau memberitahu sedang di Semeru. Tapi untuk meminta pertolongan baik secara tidak langsung maupun tidak langsung.

Jalur pendakian (trekking) dari Ranu Kumbolo menuju Puncak Mahameru


Secara langsung ini membantu kalau mereka sedang tersesat, otomatis keluarga akan menghubungi pihak SAR atau TNBTS setempat. Secara tidak langsungnya proses pengiriman SMS dari ponsel ke tower dan ke operator pasti akan merekam jejak koordinat si pengirim. Sekalipun koordinat yang direkam di operator provider ini private by provider. Tapi dengan mengetahui survivor mengirim pesan, tim SAR bisa meminta bantuan ke provider untuk memberikan koordita terakhir si survivor (pengirim pesan). Sangat beruntung dan bisa membantu dan meminimalisir lokasai pencarian survivor.

Titik Survivors ditemukan sangat jauh dari jalur -
kemungkinan survivor mengikuti arah sungai 
demi keselamatan


Tim SAR berhasil menemukan dua pendaki asal Cirebon tersebut yang hilang di puncak Semeru pada Selasa sore pukul 16.05 di kawasan Gunung Boto dan mereka akan dievakuasi menuju ke Tawon Songo setelah berhasil mendapatkan hasil tracking signal operator XL posisi survivor Semeru berada pada koordinat 08°05'47,66"S - 112°54'09,43"E. Pergerakan SRU ada yg ke posisi koordinat dan ada yang ke posisi air terjun lainnya. (SRU adalah unit-unit yang melakukan operasi SAR di lokasi musibah/bencana)

Oke, boleh jadi ada pertanyaan Emang signal ada di gunung? Ya jelas tidak sebagus sinyal diperkotaan, tapi kita bisa mencari signal, ke daerah yang lebih tinggi, atau memnajat pepohanan seperti zaman dulu belum ada jangkauan luas signal operator.

Setidaknya ada usaha dan menjadi seorang pendaki yang bijaksana itu sangat penting. Jangan mengandalkan kesombongan hanya karena sudah mempunyai pengalaman mendaki gunung yang banyak. Seganyanya mungkin bisa terjadi diguung. Dan kita harus tetap mempertimbangkan kemungkinan terburuk dari mendaki gunung tersebut.

JADILAH PENDAKI GUNUNG, yang mempunyai tujuan mendaki gunung adalah KEMBALI PULANG KERUMAH.



Baca juga:




Silahkan comment bila ada kesalahan
SALAM LESTARI
BERIKAN KOMENTAR ()